وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيْعًا ثُمَّ نَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَيْنَ شُرَكَاۤؤُكُمُ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ ٢٢
wa yauma naḫsyuruhum jamî‘an tsumma naqûlu lilladzîna asyrakû aina syurakâ'ukumulladzîna kuntum taz‘umûn
(Ingatlah) tatkala Kami kumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang mempersekutukan Kami, “Manakah sekutu-sekutumu yang kamu sangkakan?”
Sumber: KEMENAG RI
Dalam ayat ini, Allah memperingatkan orang musyrik tentang hari kebangkitan, ketika seluruh umat manusia dikumpulkan. Pada hari itu manusia hanya terbagi menjadi dua golongan: mereka yang rugi dan mereka yang beruntung. Kemudian Allah berkata kepada orang-orang musyrik, "Di manakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu katakan sekutu Allah?" Allah bertanya demikian karena pada saat di dunia, mereka meminta pertolongan dan memanjatkan doa kepada sembahan selain Allah, yang mereka jadikan sebagai pelindung atau pengantar untuk mendekatkan diri kepada Allah atau untuk memberi syafaat kepada mereka pada hari Kiamat. Mengapa sembahan-sembahan itu menghilang dan tidak tampak bersama mereka pada hari itu? Seperti difirmankan Allah: Kami tidak melihat pemberi syafa'at (pertolongan) besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah). (al-An'am/6: 94)
Dan ingatlah, pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua, seluruh manusia sejak zaman Adam hingga akhir zaman di Padang Mahsyar, kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, sebagai pertanggungjawaban, "Di manakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu-sekutu Kami yang kamu perlakukan sebagai tuhan?"