Asy-Syura

Makkiyah · 53
حٰمۤۚ ۝١ḫâ mîmḤā Mīm
عۤسۤقۤۗ ۝٢‘Aîn sîn qâf‘Aīn Sīn Qāf
كَذٰلِكَ يُوْحِيْٓ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۙ اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ۝٣kadzâlika yûḫî ilaika wa ilalladzîna ming qablikallâhul-‘azîzul-ḫakîmDemikianlah Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana menurunkan wahyu kepadamu (Nabi Muhammad) dan kepada orang-orang sebelummu.
لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ۝٤lahû mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardl, wa huwal-‘aliyyul-‘adhîmMilik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dialah Zat Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.
تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِمَنْ فِى الْاَرْضِۗ اَلَآ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ۝٥takâdus-samâwâtu yatafaththarna min fauqihinna wal-malâ'ikatu yusabbiḫûna biḫamdi rabbihim wa yastaghfirûna liman fil-ardl, alâ innallâha huwal-ghafûrur-raḫîm(Karena keagungan-Nya,) hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya dan malaikat-malaikat bertasbih dengan memuji Tuhannya serta memohonkan ampunan untuk orang yang ada di bumi. Ingatlah, sesungguhnya Allahlah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهُ حَفِيْظٌ عَلَيْهِمْۖ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ ۝٦walladzînattakhadzû min dûnihî auliyâ'allâhu ḫafîdhun ‘alaihim wa mâ anta ‘alaihim biwakîlOrang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain-Nya, Allah mengawasi (perbuatan) mereka, sedangkan engkau (Nabi Muhammad) bukanlah penanggung jawab mereka.
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لِّتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ فَرِيْقٌ فِى الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِى السَّعِيْرِ ۝٧wa kadzâlika auḫainâ ilaika qur'ânan ‘arabiyyal litundzira ummal-qurâ wa man ḫaulahâ wa tundzira yaumal-jam‘i lâ raiba fîh, farîqun fil-jannati wa farîqun fis-sa‘îrDemikianlah Kami mewahyukan kepadamu Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qurā (Makkah) dan penduduk di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak diragukan keberadaannya. Segolongan masuk surga dan segolongan (lain) masuk neraka.
وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَهُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ يُّدْخِلُ مَنْ يَّشَاۤءُ فِيْ رَحْمَتِهٖۗ وَالظّٰلِمُوْنَ مَا لَهُمْ مِّنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ ۝٨walau syâ'allâhu laja‘alahum ummataw wâḫidataw wa lâkiy yudkhilu may yasyâ'u fî raḫmatih, wadh-dhâlimûna mâ lahum miw waliyyiw wa lâ nashîrSeandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan menjadikan mereka umat yang satu. Akan tetapi, Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Adapun orang-orang zalim, mereka sama sekali tidak memiliki pelindung dan penolong.
اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۚ فَاللّٰهُ هُوَ الْوَلِيُّ وَهُوَ يُحْيِ الْمَوْتٰىۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌࣖ ۝٩amittakhadzû min dûnihî auliyâ', fallâhu huwal-waliyyu wa huwa yuḫyil-mautâ wa huwa ‘alâ kulli syai'ing qadîrBahkan, apakah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Dia? Padahal, hanya Allahlah pelindung (yang sebenarnya). Dia menghidupkan orang-orang mati dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيْهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهٗٓ اِلَى اللّٰهِۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبِّيْ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُۖ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ ۝١٠wa makhtalaftum fîhi min syai'in fa ḫukmuhû ilallâh, dzâlikumullâhu rabbî ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unîbApa pun yang kamu perselisihkan, keputusannya (diserahkan) kepada Allah. (Yang memiliki sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku kembali.
فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌۚ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ۝١١fâthirus-samâwâti wal-ardl, ja‘ala lakum min anfusikum azwâjaw wa minal-an‘âmi azwâjâ, yadzra'ukum fîh, laisa kamitslihî syaî', wa huwas-samî‘ul-bashîr(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
لَهٗ مَقَالِيْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۚ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۝١٢lahû maqâlîdus-samâwâti wal-ardl, yabsuthur-rizqa limay yasyâ'u wa yaqdir, innahû bikulli syai'in ‘alîmMilik-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki dan menyempitkan(-nya) bagi siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
۞ شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ ۝١٣syara‘a lakum minad-dîni mâ washshâ bihî nûḫaw walladzî auḫainâ ilaika wa mâ washshainâ bihî ibrâhîma wa mûsâ wa ‘îsâ an aqîmud-dîna wa lâ tatafarraqû fîh, kabura ‘alal-musyrikîna mâ tad‘ûhum ilaîh, allâhu yajtabî ilaihi may yasyâ'u wa yahdî ilaihi may yunîbDia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu agama yang Dia wasiatkan (juga) kepada Nuh, yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), dan yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki pada (agama)-Nya dan memberi petunjuk pada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ ۝١٤wa mâ tafarraqû illâ mim ba‘di mâ jâ'ahumul-‘ilmu baghyam bainahum, walau lâ kalimatun sabaqat mir rabbika ilâ ajalim musammal laqudliya bainahum, wa innalladzîna ûritsul-kitâba mim ba‘dihim lafî syakkim min-hu murîbMereka (Ahlulkitab) tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (tentang kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Seandainya tidak karena suatu ketetapan yang telah terlebih dahulu ada dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Sesungguhnya orang-orang yang mewarisi kitab suci (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Nabi Muhammad) benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentangnya (Al-Qur’an) itu.
فَلِذٰلِكَ فَادْعُۚ وَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَاۚ وَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُۗ ۝١٥fa lidzâlika fad‘, wastaqim kamâ umirt, wa lâ tattabi‘ ahwâ'ahum, wa qul âmantu bimâ anzalallâhu ming kitâb, wa umirtu li'a‘dila bainakum, allâhu rabbunâ wa rabbukum, lanâ a‘mâlunâ wa lakum a‘mâlukum, lâ ḫujjata bainanâ wa bainakum, allâhu yajma‘u bainanâ, wa ilaihil-mashîrOleh karena itu, serulah (mereka untuk beriman), tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Nabi Muhammad), dan janganlah mengikuti keinginan mereka. Katakanlah, “Aku beriman kepada kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagimu perbuatanmu. Tidak (perlu) ada pertengkaran di antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.”
وَالَّذِيْنَ يُحَاۤجُّوْنَ فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا اسْتُجِيْبَ لَهٗ حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۝١٦walladzîna yuḫâjjûna fillâhi mim ba‘di mastujîba lahû ḫujjatuhum dâḫidlatun ‘inda rabbihim wa ‘alaihim ghadlabuw wa lahum ‘adzâbun syadîdOrang-orang yang berbantah-bantahan tentang (agama) Allah setelah (agama itu) diterima, perbantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan azab yang sangat keras.
اَللّٰهُ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ وَالْمِيْزَانَۗ وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيْبٌ ۝١٧allâhulladzî anzalal-kitâba bil-ḫaqqi wal mîzân, wa mâ yudrîka la‘allas-sâ‘ata qarîbAllah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dengan benar dan (menurunkan) timbangan (keadilan). Tahukah kamu (bahwa) boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat?
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهَاۚ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مُشْفِقُوْنَ مِنْهَاۙ وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهَا الْحَقُّۗ اَلَآ اِنَّ الَّذِيْنَ يُمَارُوْنَ فِى السَّاعَةِ لَفِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ ۝١٨yasta‘jilu bihalladzîna lâ yu'minûna bihâ, walladzîna âmanû musyfiqûna min-hâ wa ya‘lamûna annahal-ḫaqq, alâ innalladzîna yumârûna fis-sâ‘ati lafî dlalâlim ba‘îdOrang-orang yang tidak percaya kepadanya (hari Kiamat) meminta agar ia (hari Kiamat) segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya serta yakin bahwa ia adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang (terjadinya) kiamat itu benar-benar berada dalam kesesatan yang jauh.
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُۚ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُࣖ ۝١٩allâhu lathîfum bi‘ibâdihî yarzuqu may yasyâ', wa huwal-qawiyyul-‘azîzAllah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahakuat lagi Mahaperkasa.
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ وَمَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۙ وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ ۝٢٠mang kâna yurîdu ḫartsal-âkhirati nazid lahû fî ḫartsih, wa mang kâna yurîdu ḫartsad-dun-yâ nu'tihî min-hâ wa mâ lahû fil-âkhirati min nashîbSiapa yang menghendaki balasan di akhirat, akan Kami tambahkan balasan itu baginya. Siapa yang menghendaki balasan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian darinya (balasan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian sedikit pun di akhirat.
اَمْ لَهُمْ شُرَكٰۤؤُا شَرَعُوْا لَهُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْۢ بِهِ اللّٰهُۗ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۝٢١am lahum syurakâ'u syara‘û lahum minad-dîni mâ lam ya'dzam bihillâh, walau lâ kalimatul-fashli laqudliya bainahum, wa innadh-dhâlimîna lahum ‘adzâbun alîmApakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang menetapkan bagi mereka aturan agama yang tidak diizinkan (diridai) oleh Allah? Seandainya tidak ada ketetapan yang pasti (tentang penundaan hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Sesungguhnya orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih.
تَرَى الظّٰلِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا كَسَبُوْا وَهُوَ وَاقِعٌۢ بِهِمْۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فِيْ رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِۚ لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُ ۝٢٢taradh-dhâlimîna musyfiqîna mimmâ kasabû wa huwa wâqi‘um bihim, walladzîna âmanû wa ‘amilush-shâliḫâti fî raudlâtil-jannât, lahum mâ yasyâ'ûna ‘inda rabbihim, dzâlika huwal-fadllul-kabîrKamu akan melihat orang-orang zalim itu sangat ketakutan karena (kejahatan-kejahatan) yang telah mereka lakukan, sedangkan (azab) menimpa mereka. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh (akan bersenang-senang) di dalam taman-taman surga. Mereka mendapatkan apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
ذٰلِكَ الَّذِيْ يُبَشِّرُ اللّٰهُ عِبَادَهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلَّا الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰىۗ وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهٗ فِيْهَا حُسْنًاۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ ۝٢٣dzâlikalladzî yubasysyirullâhu ‘ibâdahulladzîna âmanû wa ‘amilush-shâliḫât, qul lâ as'alukum ‘alaihi ajran illal-mawaddata fil-qurbâ, wa may yaqtarif ḫasanatan nazid lahû fîhâ ḫusnâ, innallâha ghafûrun syakûrItulah (karunia) yang (dengannya) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu suatu imbalan pun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Siapa mengerjakan kebaikan, akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۚ فَاِنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يَخْتِمْ عَلٰى قَلْبِكَۗ وَيَمْحُ اللّٰهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ ۝٢٤am yaqûlûnaftarâ ‘alallâhi kadzibâ, fa iy yasya'illâhu yakhtim ‘alâ qalbik, wa yam-ḫullâhul-bâthila wa yuḫiqqul-ḫaqqa bikalimâtih, innahû ‘alîmum bidzâtish-shudûrAtaukah mereka mengatakan, “Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakan kebohongan tentang Allah.” Jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan mengunci hatimu. Allah menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan firman-firman-Nya (Al-Qur’an). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ ۝٢٥wa huwalladzî yaqbalut-taubata ‘an ‘ibâdihî wa ya‘fû ‘anis-sayyi'âti wa ya‘lamu mâ taf‘alûnDialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan,
وَيَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ وَالْكٰفِرُوْنَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۝٢٦wa yastajîbulladzîna âmanû wa ‘amilush-shâliḫâti wa yazîduhum min fadllih, wal-kâfirûna lahum ‘adzâbun syadîdmemperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang kafir akan mendapat azab yang sangat keras.
۞ وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُۗ اِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ ۝٢٧walau basathallâhur-rizqa li‘ibâdihî labaghau fil-ardli wa lâkiy yunazzilu biqadarim mâ yasyâ', innahû bi‘ibâdihî khabîrum bashîrSeandainya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi. Akan tetapi, Dia menurunkan apa yang Dia kehendaki dengan ukuran (tertentu). Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.
وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗۗ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ ۝٢٨wa huwalladzî yunazzilul-ghaitsa mim ba‘di mâ qanathû wa yansyuru raḫmatah, wa huwal-waliyyul-ḫamîdDialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan (Dia pula yang) menyebarkan rahmat-Nya. Dialah Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيْهِمَا مِنْ دَاۤبَّةٍۗ وَهُوَ عَلٰى جَمْعِهِمْ اِذَا يَشَاۤءُ قَدِيْرٌࣖ ۝٢٩wa min âyâtihî khalqus-samâwâti wal-ardli wa mâ batstsa fîhimâ min dâbbah, wa huwa ‘alâ jam‘ihim idzâ yasyâ'u qadîrDi antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhluk melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia menghendaki.
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ ۝٣٠wa mâ ashâbakum mim mushîbatin fa bimâ kasabat aidîkum wa ya‘fû ‘ang katsîrMusibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu).
وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِۚ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ ۝٣١wa mâ antum bimu‘jizîna fil-ardl, wa mâ lakum min dûnillâhi miw waliyyiw wa lâ nashîrKamu tidak dapat melepaskan diri di bumi (dari siksaan Allah) dan kamu tidak mempunyai (satu) pelindung atau (satu) penolong pun selain Allah.
وَمِنْ اٰيٰتِهِ الْجَوَارِ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِۗ ۝٣٢wa min âyâtihil-jawâri fil-baḫri kal-a‘lâmDi antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah kapal-kapal yang berlayar di laut seperti gunung-gunung.
اِنْ يَّشَأْ يُسْكِنِ الرِّيْحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلٰى ظَهْرِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍۙ ۝٣٣iy yasya' yuskinir-rîḫa fa yadhlalna rawâkida ‘alâ dhahrih, inna fî dzâlika la'âyâtil likulli shabbârin syakûrJika Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di permukaannya (laut). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi tiap-tiap orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur,
اَوْ يُوْبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوْا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيْرٍۙ ۝٣٤au yûbiq-hunna bimâ kasabû wa ya‘fu ‘ang katsîratau Dia akan menghancurkan kapal-kapal itu karena perbuatan (dosa) mereka, dan Dia memaafkan banyak (kesalahan mereka).
وَّيَعْلَمَ الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَاۗ مَا لَهُمْ مِّنْ مَّحِيْصٍ ۝٣٥wa ya‘lamalladzîna yujâdilûna fî âyâtinâ, mâ lahum mim maḫîsh(Yang demikian itu) agar orang-orang yang membantah tanda-tanda (kekuasaan) Kami mengetahui bahwa mereka tidak akan memperoleh jalan keluar (dari siksaan).
فَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۚ ۝٣٦fa mâ ûtîtum min syai'in fa matâ‘ul-ḫayâtid-dun-yâ, wa mâ ‘indallâhi khairuw wa abqâ lilladzîna âmanû wa ‘alâ rabbihim yatawakkalûnApa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.
وَالَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَاِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَۚ ۝٣٧walladzîna yajtanibûna kabâ'iral-itsmi wal-fawâḫisya wa idzâ mâ ghadlibû hum yaghfirûn(Kenikmatan itu juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah segera memberi maaf;
وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۚ ۝٣٨walladzînastajâbû lirabbihim wa aqâmush-shalâta wa amruhum syûrâ bainahum wa mimmâ razaqnâhum yunfiqûn(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka;
وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُوْنَ ۝٣٩walladzîna idzâ ashâbahumul-baghyu hum yantashirûn(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَاۚ فَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ ۝٤٠wa jazâ'u sayyi'atin sayyi'atum mitsluhâ, fa man ‘afâ wa ashlaḫa fa ajruhû ‘alallâh, innahû lâ yuḫibbudh-dhâlimînBalasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.
وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ مَا عَلَيْهِمْ مِّنْ سَبِيْلٍۗ ۝٤١wa lamanintashara ba‘da dhulmihî fa ulâ'ika mâ ‘alaihim min sabîlAkan tetapi, sungguh siapa yang membela diri setelah teraniaya, tidak ada satu alasan pun (untuk menyalahkan) mereka.
اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۝٤٢innamas-sabîlu ‘alalladzîna yadhlimûnan-nâsa wa yabghûna fil-ardli bighairil-ḫaqq, ulâ'ika lahum ‘adzâbun alîmSesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) itu hanya ada pada orang-orang yang menganiaya manusia dan melampaui batas di bumi tanpa hak (alasan yang benar). Mereka itu mendapat siksa yang sangat pedih.
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِࣖ ۝٤٣wa laman shabara wa ghafara inna dzâlika lamin ‘azmil-umûrAkan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.
وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ وَّلِيٍّ مِّنْۢ بَعْدِهٖۗ وَتَرَى الظّٰلِمِيْنَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَ يَقُوْلُوْنَ هَلْ اِلٰى مَرَدٍّ مِّنْ سَبِيْلٍۚ ۝٤٤wa may yudllilillâhu fa mâ lahû miw waliyyim mim ba‘dih, wa taradh-dhâlimîna lammâ ra'awul-‘adzâba yaqûlûna hal ilâ maraddim min sabîlSiapa yang dibiarkan sesat oleh Allah (karena kecenderungan dan pilihannya sendiri), tidak ada baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim, ketika mereka melihat azab, berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?”
وَتَرٰىهُمْ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا خٰشِعِيْنَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُوْنَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اَلَآ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ فِيْ عَذَابٍ مُّقِيْمٍ ۝٤٥wa tarâhum yu‘radlûna ‘alaihâ khâsyi‘îna minadz-dzulli yandhurûna min tharfin khafiyy, wa qâlalladzîna âmanû innal-khâsirînalladzîna khasirû anfusahum wa ahlîhim yaumal-qiyâmah, alâ innadh-dhâlimîna fî ‘adzâbim muqîmKamu akan melihat mereka dihadapkan kepadanya (neraka) dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina. Mereka memperhatikan dengan pandangan yang lesu. Orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi adalah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal.
وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ اَوْلِيَاۤءَ يَنْصُرُوْنَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ سَبِيْلٍۗ ۝٤٦wa mâ kâna lahum min auliyâ'a yanshurûnahum min dûnillâh, wa may yudllilillâhu fa mâ lahû min sabîlMereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Siapa pun yang disesatkan oleh Allah (berdasarkan kecenderungan dan pilihannya sendiri) tidak akan ada jalan baginya (untuk mendapat petunjuk).
اِسْتَجِيْبُوْا لِرَبِّكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهٗ مِنَ اللّٰهِۗ مَا لَكُمْ مِّنْ مَّلْجَاٍ يَّوْمَىِٕذٍ وَّمَا لَكُمْ مِّنْ نَّكِيْرٍ ۝٤٧istajîbû lirabbikum ming qabli ay ya'tiya yaumul lâ maradda lahû minallâh, mâ lakum mim malja'iy yauma'idziw wa mâ lakum min nakîrPenuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari (Kiamat) yang tidak dapat ditolak. Pada hari itu kamu tidak akan mempunyai tempat berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).
فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًاۗ اِنْ عَلَيْكَ اِلَّا الْبَلٰغُۗ وَاِنَّآ اِذَآ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَاۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ ۢ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ فَاِنَّ الْاِنْسَانَ كَفُوْرٌ ۝٤٨fa in a‘radlû fa mâ arsalnâka ‘alaihim ḫafîdhâ, in ‘alaika illal-balâgh, wa innâ idzâ adzaqnal-insâna minnâ raḫmatan fariḫa bihâ, wa in tushib-hum sayyi'atum bimâ qaddamat aidîhim fa innal-insâna kafûrJika mereka berpaling, (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sedikit dari rahmat Kami, dia gembira karenanya. Akan tetapi, jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, (niscaya mereka ingkar). Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar (pada nikmat).
لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۗ يَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَۙ ۝٤٩lillahi mulkus-samâwâti wal-ardl, yakhluqu mâ yasyâ', yahabu limay yasyâ'u inâtsaw wa yahabu limay yasyâ'udz-dzukûrMilik Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,
اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًاۚ وَيَجْعَلُ مَنْ يَّشَاۤءُ عَقِيْمًاۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ ۝٥٠au yuzawwijuhum dzukrânaw wa inâtsâ, wa yaj‘alu may yasyâ'u ‘aqîmâ, innahû ‘alîmung qadîratau Dia menganugerahkan (keturunan) laki-laki dan perempuan, serta menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ ۝٥١wa mâ kâna libasyarin ay yukallimahullâhu illâ waḫyan au miw warâ'i ḫijâbin au yursila rasûlan fa yûḫiya bi'idznihî mâ yasyâ', innahû ‘aliyyun ḫakîmTidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana.
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَاۗ مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَاۗ وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ ۝٥٢wa kadzâlika auḫainâ ilaika rûḫam min amrinâ, mâ kunta tadrî mal-kitâbu wa lal-îmânu wa lâkin ja‘alnâhu nûran nahdî bihî man nasyâ'u min ‘ibâdinâ, wa innaka latahdî ilâ shirâthim mustaqîmDemikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Qur’an) cahaya yang dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus,
صِرَاطِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ اَلَآ اِلَى اللّٰهِ تَصِيْرُ الْاُمُوْرُࣖ ۝٥٣shirâthillâhilladzî lahû mâ fis-samâwâti wa mâ fil-ardl, alâ ilallâhi tashîrul-umûr(yaitu) jalan Allah yang milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ketahuilah (bahwa) kepada Allahlah segala urusan kembali!