وَّقَالُوْٓا اٰمَنَّا بِهٖۚ وَاَنّٰى لَهُمُ التَّنَاوُشُ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍۚ ٥٢wa qâlû âmannâ bih, wa annâ lahumut-tanâwusyu mim makânim ba‘îd(Ketika melihat azab) mereka berkata, “Kami beriman kepadanya (kebenaran).” Namun, bagaimana mungkin (di akhirat) mereka dapat mencapai keimanan (dengan mudah) dari tempat yang jauh (dunia fana)?