وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلٰى مَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ خُبْرًا ٦٨
wa kaifa tashbiru ‘alâ mâ lam tuḫith bihî khubrâ
Bagaimana engkau akan sanggup bersabar atas sesuatu yang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentangnya?”
Sumber: KEMENAG RI
Dalam ayat ini, Khidir menegaskan kepada Nabi Musa tentang sebab beliau tidak akan sabar nantinya kalau terus menerus menyertainya. Di sana Nabi Musa akan melihat kenyataan bahwa pekerjaan Khidir secara lahiriah bertentangan dengan syariat Nabi Musa a.s. Oleh karena itu, Khidir berkata kepada Nabi Musa, "Bagaimana kamu dapat bersabar terhadap perbuatan-perbuatan yang lahirnya menyalahi syariatmu, padahal kamu seorang nabi. Atau mungkin juga kamu akan mendapati pekerjaan-pekerjaanku yang secara lahiriah bersifat mungkar, sedang pada hakikatnya kamu tidak mengetahui maksud atau kemaslahatannya. Sebenarnya memang demikian sifat orang yang tidak bersabar terhadap perbuatan mungkar yang dilihatnya. Bahkan segera ia mengingkarinya.
Nabi Khidr bertanya kepada Nabi Musa, dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu yang aku lakukan ketika engkau menyaksikannya, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu, yakni engkau tidak mengetahui hakikat tentang perbuatan yang saya lakukan itu."